Belajar Forex Banner

BELAJAR FOREX   |   CARA MENDAFTAR   |   INSTALL STREAMSTERTM   |   MULAI TRADING   |   DEPOSIT & WITDRAWL   |   ECURRENCY

Signal Forex Indomer

Tertarik dengan signal forex gratis? Salah satunya yang cukup menarik adalah signal forex Indonesia Merdeka atau disingkaty dengan Indomer. Sayangnya indikator2 yang ada di Indomer tidak bisa diterapkan di platform Marketiva - Streamster - . Karena signal ini menggunakan platform metatrader 4.

Ada yang mengatakan signal forex ini sama dengan WSS atau Winning Solution System. WSS sendiri merupakan software forex untuk menganalisa pergerakan harga yang katanya juga memiliki akurasi yang cukup tinggi. Jadi kalau memang tertarik silahakan dulu gunakan yang yang versi gratisan, mungkin bisa berguna.

Sistem trading dengan Indomer ini menggunakan nilai pivot point untuk menentukan entry point -Pivot Point = (H+L+C)/3 (HLC harga kemarin)-. Setelah nilai pivot point dihitung baru ditentukan entry pointnya. Tetapi pada prinsipnya untuk menggunkan signal forex ini Anda tidak perlu susah payah menghitung pivot point, cukup melihat ke layar MT4 Anda Anda sudah bisa melihat dimana harus memesan harga untuk entry.


Cara Menambahkan Signal Indomer di MT4
Di sini saya tidak menjelaskan bagaimana sistem ini bekerja karena prinsipnya sangat mudah tinggal mengikuti sistem yang ada. Yang perlu bagi Anda yang belum terbiasa menggunakan platform MT4 adalah bagaimana menambahkan signal forex ini ke platform MT4 Anda. Tentunya Anda sudah harus memiliki dan menginstall software MT 4 ini di komputer atau laptop Anda.

1. Langkah pertama download dulu program signal indomer di sini
2. Kemudian extract atau keluarkan file-file yang ada di indomer.rar dengan program WinRar. file yang akan Anda lihat adalah "indonesiamerdeka.ex4" dan "TrendDetector1.ex4"
3. Copy atau cut dua file yang berada di dalam folder indomer lalu paste/pindahkan ke folder "indicators" pada program MT4 Anda. Kalau Anda bingung dimana folder "indicators" ikuti map ini.

C:\Program Files\Metatrader 4\experts\indicators
(sebagian ada juga yang menggunakan drive D untuk menyimpan file2 program)

4. Setelah dua file tersebut Anda simpan di folder "indicators" pekerjaan Anda suda selesai. Tinggal restart ulang program Metatrader 4 Anda. Maka signal ini siap Anda gunakan.


Mengaktifkan Signal Indomer
Sekarang saatnya mencoba signal ini. Caraya tinggal aktifkan platform MT 4 Anda. Login kemudian setting chart di time frame 15 M. Lalu klik tab menu "Insert" > "Indicators" > "Custom" > pilih "Indonesia Merdeka" lalu klik "OK". Signal forex Indomer siap digunakan. Untuk mempelajari lebih jauh dan melihat bagaimana signal ini beraksi Anda bisa juga kunjungi blog ini www.indomer.blogspot.com. by Morning Star


nb : Pelajari dan gunakan demo account terlebih dahulu sampai Anda terbiasa dengan signal ini. Bila memungkinkan ubah dan sesuaikan entry dan exit sesuai tipe trading Anda.

Labels:

Written at 2/27/2008 07:55:00 pm
Apa Itu Support Dan Apa Itu Resistance?

Dalam bisnis forex trading sangat peting sekali untuk mengenal dan memahami dengan apa yang disebut garis "Support" dan garis "Resistance". Yang jelas ini bukan nama makanan lho...

Bagi yang belum tahu silahkan baca terus mudah-mudahan bisa membantu Anda, Dan bila sudah merasa terbantu jangan lupa doakan Saya biar profit terus :)

Pada prinsipnya garis support merupakan sebuah level atau titik dimana harga tidak akan bergerak turun lagi (tertahan pada batas bawah) sedangkan garis resistance merupakan sebuah level atau titik dimana harga tidak akan bergerak naik lagi (tertahan pada batas atas)

Jadi garis support dan resistance ini bisa digunakan untuk memprediksikan batas pergerakan harga dan juga bisa digunakan untuk memprediksikan arah pergerakan harga berikutnya.

Sudah ngerti apa belum maksudnya, teman-temanku tercinta???..... Kalau belum, Saya persilahkan lihat gambar dibawah ini aja deh biar lebih gampang. Coba lihat contoh garis "Support" dan "Resistance"

Garis support digambar dengan menarik garis dari minimal 2 titik terendah dari harga pada periode waktu tertentu.



Garis resistance digambar dengan menarik garis dari minimal 2 titik tertinggi dari harga pada periode waktu tertentu


Formasi lain dari garis support dan resistance saat trend harga turun membentuk channel


Secara psikologis (ceiilee...) garis support dan garis resistance ini juga menggambarkan apa yang sedang terjadi di pasar (pasar forex maksudnya, bukan pasar senen apalagi pasar rumput hehehe...) yang berhubungan dengan hukum penawaran dan permintaan (supply and demand).

Saat harga mendekat garis support, pasar akan bereaksi secara psikologis menganggap harga sudah terlalu rendah (over sold). Dan karena harga rendah maka akan timbul minat untuk membeli (ditambah aksi profit taking dari posisi sell). Disebabkan minat beli (buy) lebih banyak dari pada jual (sell) maka harga akan beranjak naik menjauh lagi dari garis support.

Sedangkan saat harga mendekat garis resistance, pasar akan bereaksi secara psikologis menganggap harga sudah terlalu tinggi (over bought). Dan karena harga tinggi maka akan timbul minat untuk menjual (ditambah aksi profit taking dari posisi buy). Disebabkan minat jual (sell) lebih banyak dari pada beli (buy) maka harga akan beranjak turun menjauh lagi dari garis resistance.

Kondisi pasar seperti ini tentu saja bukan sesuatu hal yang selalu "pasti" terjadi, adakalanya garis-garis ini tertembus dan harga bergerak terus ke atas menembus garis resistance atau bergerak ke bawah menembus garis support. Bila hal ini terjadi penentuan garis support dan resistance akan berubah, contoh misalnya garis support tertembus ke bawah dan harga turun terus sampai mencapai level tertentu, maka dalam hal ini garis support tadi berubah fungsinya menjadi garis resistance untuk pergerakan harga berikutnya.


Area antara garis support dan resistance ini sering disebut dengan support/resistance area. Pergerakan harga dapat saja menembus area ini disebabkan salah satu dari dua faktor yaitu; jumlah percobaan untuk menembus garis support lebih banyak dari pada jumlah percobaan dimana harga berusaha menembus garis resistance (begitu pula sebaliknya), faktor yang kedua berhubungan dengan penjelasan diatas mengenai suply and demand dimana jumlah penjual (seller) lebih banyak dari jumlah pembeli (buyer) sehingga terjadi penembusan garis support (downside breakout) dan begitupula sebaliknya jumlah pembelinya lebih banyak dari jumlah penjual sehingga terjadi penembusan garis resistance (upside breakout).

Sehingga bila kita melihat harga berulangkali berusaha menjebol garis resistance lebih banyak dari pada garis support, maka bisa diartikan kemungkinan jumlah transaksi pembelian terjadi pada level ini cukup besar dan pergerakan harga kemungkinan besar akan menembus garis resistance, dan begitu pula sebaliknya untuk garis support.

Sekian dulu tentang support dan resistance Saya yakin Anda sudah paham paling tidak secuil dua cuil pasti nyangkut di hati sanubari (emangnya lagu cinta apa?). Kalau tidak paham juga?... Suatu saat Anda pasti akan paham.......

by Morning Star

Labels:

Written at 2/25/2008 06:59:00 pm
Setting BGX Strategi Di Metatrader

Metatrader merupakan software yang banyak digunakan oleh broker forex trading, karena penggunaan yang mudah serta file yang relatif kecil, mudah untuk didownload dan diinstall serta dapat dibawa menggunakan flashdisk. Selain itu Metatrader memiliki indikator yang cukup lengkap serta dimungkinkan bagi kita untuk menambah indikator lain serta men-setting sesuai dengan keinginan kita.

Platform trading marketiva -streamster- sayangnya belum memiliki kemampuan seperti ini. Meskipun saat ini Saya trading di Marketiva, tetapi Saya menggunakan software metatader sebagai alat tambahan dalam menganalisa pergerakan harga. Contohnya di sini Saya dapat menambahkan pivot point dan melihat range harga pada saat itu dengan mudah. Merubah time frame dari 1 menit sampai 1 bulan pun bisa. Kesimpulannya bagi Anda yang trading di Marketiva, maka untuk menambah kemampuan analisa Anda di Forex trading Anda wajib menggunakan software ini.

Saya akan memberikan sedikit contoh cara me-setting indikator menggunakan Metatrader. Di sini Saya menggunakan strategi BGX (lihat: strategi BGX). Persiapan yang perlu Anda lakukan tentu Anda sudah harus memiliki software Metatrader yang terinstall di komputer Anda (cara install Metatrader).

Sekarang masuklah ke platform Metatrader Anda, bila Anda belum menyentuh sama sekali platform trading Anda maka akan terlihat platform trading Metatrader Anda akan terlihat seperti gambar di bawah. Terlihat grafik harga dari pasangan matauang EURUSD, GBPUSD, USDCHF dan USDJPY.


Untuk memperbesar klik kotak di sudut kanan atas dari windows GBPUSD (ditandai dengan lingkaran merah). Atau bila Anda ingin membuka grafik harga yang baru bisa dengan mengklik menu "File" > "New Chart" > pilih GBPUSD (pilihan grafik matauang yang Anda setting bisa Anda sesuaikan dengan keinginan Anda)

Sekarang tentukan timeframe untuk strategy BGX yaitu 30 Menit. Timeframe default Metatrader bila belum diubah biasanya 4H atau 1H. Untuk merubah menjadi 30M tinggal klik tombol M30 pada menu toolbars (gbr:lingkaran merah) lalu klik toolbars yang bergambar seperti lilin (gbr: lingkaran biru) untuk merubah tampilan dari grafik chart ke grafik candlestick.


Sebelum menambah indikator pada grafik Metarader sebaiknya indikator lain yang tidak diperlukan dihapus terlebih dahulu. Untuk menghapus indikator yang tidak dibutuhkan pada grafik klik menu "Chart" > "Indicator list". Maka akan muncul box berisi data indikator yang terpasang di grafik. Klik satu kali indikator yang akan dihapus, kemudian klik tombol "delete" lalu klik "close". Maka indikator akan terhapus dari grafik harga Metatrader.



Untuk menambah indikator garis-garis EMA 5, 20 dan 100 pada Metatrader, cukup mudah dengan mengklik menu "Insert"> "Indicators" > "Trend" > "Moving Average". Setelah ini akan muncul kotak setting untuk men-setup indikator. Pertama yang Anda setting adalah garis EMA 5 terlebih dahulu.

Isilah kotak period : 5
MA method : Exponential (Exponential Movinng Average)
Apply to : Close
Style : Merah

Lalu klik tombol "OK"




Maka garis EMA 5 akan terlihat pada grafik harga. Lakukan hal yang sama untuk membuat garis EMA 20 dan garis EMA 100. Masukan nilai period 20 untuk membuat EMA 20 dan style warna biru, dan masukan nilai period 100 untuk membuat EMA 100 dan style warna hijau. Jangan lupa merubah setting kedua MA method dengan "Exponential". Bila Anda sudah melakukan hal ini maka akan terlihat 3 garis EMA pada grafik.

Yang terakhir adalah memasukan nilai RSI 14 pada grafik dengan cara klik menu "Insert"> "Indicators" > "Oscillators" > "Relative Strenght Index (RSI)"

Untuk membuat RSI 14 tinggal masukan nilai period 14 pada kotak kemudian pilih style warna "Gold"


Untuk membuat centerline pada indikator RSI ini klik menu "Levels" lalu pada kotak pilihan klik tombol "Add" lalu masukan/ketik nilai "50" untuk membuat center line (garis tengah)



Untuk menyelesaikan setting RSI klik "OK"
Sekarang indikator BGX forex stratgi pada grafik Anda sudah lengkap, dan siap digunakan untuk melakukan analisa pergerakan harga (trading tetap di Marketiva).



Untuk men-save setting ini sehingga Anda tidak perlu melakukan setting lagi, maka membuatnya menjadi file template. Cara klik tombol template satu kali (biasanya terletak pada sudut kanan atas toolbars) setelah itu klik "Save template"


Akan muncul kotak option untuk menulis nama template, isi saja misalnya dengan nama "bgxstrategy" lalu klik tombol "Save". Selanjutanya jika Anda ingin menggunakan lagi indikator ini Anda tinggal mengklik tombol "Template" seperti gambar di atas kemudian pilih nama file template yang ingin digunakan.

Ini adalah pengalaman pribadi di jaman rikiplik. Bila Anda menggunakan software Metatrader pada komputer pribadi maka tidak akan ada masalah dalam penyettingan ini. Lain halnya bila Anda menggunakan warnet atau komputer tetangga misalnya maka setiap menginstall Metatrader settingan akan berubah kembali default dan settingan Anda sebelumnya akan hilang. Merepotkan.... tetapi ada cara gampang untuk mengakalinya agar proses setting ini tidak berulang dan berulang lagi sampai jari Anda bengkak. Caranya adalah setelah Anda melakukan settingan, sebaiknya Anda menyimpan folder "template" Metatrader di flashdish atau disket (kalau Anda masih pake disket).

Folder "template" ini biasanya berada di Program Files pada komputer Anda bisa directory C: atau directory D: . Yang penting sekarang cari folder "Program Files" lalu dalam folder itu cari lagi folder "Metatrader 4" dalam folder Metatrader ada folder "templates". Nah folder inilah yang Anda copy kemudian simpan dalam flashdish atau disket Anda. Sehingga nanti setelah Anda "menginstall baru" di komputer warnet Anda cukup menghapus folder "templates" pada folder metatrader 4 di komputer kemudian menggantinya dengan folder "templates" milik Anda yang telah berisi data settingan indikator yang Anda simpan di flashdish. Baru setelah itu Anda start dan login lagi ke metatrader 4. Mudah-mudahan kata2 yang berhamburan ini bisa dimengerti.... kalau belum ngerti...... lama-lama juga ngerti koq yang penting jangan takut ngobrak-ngabrik software ini.

Untuk lebih mengenal software Metatrader ini Saya persilahkan Anda mencoba-coba sendiri menu-menu yang ada, cobalah untuk merubah background, atau yang lainnya terserah Anda. Sampai Anda mengerti dan terbiasa... Saya yakin Anda pasti akan lebih pintar dan lebih bisa dari Saya. Kalau sudah begitu jangan lupa bagi-bagi ilmunya :)


Salam,
Morning Star

Labels: ,

Written at 2/09/2008 07:08:00 pm
Bollinger Bands

Bollinger Bands diciptakan oleh John Bollinger pada awal 1980 an untuk membantu membandingkan volatilitas dan harga relatif dalam satu periode analisis. Bollinger bands sendiri sebenarnya terdiri atas tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk pembatas terhadap pergerakan harga. Namun dalam penerapannya garis tengah Bollinger Bands seringkali tidak ditampilkan karena memang garis tengah tersebut hanyalah garis Moving Averages biasa. Perhatikan gambar berikut :

Seperti telah di terangkan diatas, Bollinger Bands sendiri bentuknya menyerupai sabuk yang menjadi pembatas pergerakan harga. Dapatkah Anda menemukan sesuatu pada gambar diatas? Ya benar. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara demand dan supply, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan kondisi seimbang.

Sebagai contoh dari gambar diatas, terjadi keadaan dimana supply lebih banyak dari demand sehingga membuat harga turun dari 1.2185 menuju 1.2071 (114 point), maka sabuk bolinger akan lebih melebar karena memang laju harga sedang meningkat. Bandingkan dengan keadaan dimana demand dan supply cenderung sama seperti pada pukul 12.00 dan setelahnya. Jika terjadi keseimbangan yang artinya pasar akan bergerak dalam kondisi sideways maka Bollinger Bands akan lebih menyempit dari biasanya karena memang laju harga tidak secepat ketika uptrend atau down trend.

Sebagai volatility indicator, sebenarnya Bollinger Bands tidak dapat berdiri sendiri. Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai indikator awal untuk mengukur harga relatif dan volatility (volatile = mudah berubah – volatility = tingkat kecepatan dalam berubah). Bollinger Bands bukanlah indikator action, jadi disarankan jika menggunakan indikator satu ini, gunakan juga indikator lain sebelum mengambil keputusan untuk buy atau sell.

Formulasi Matematis

Seperti telah diterangkan diatas, Bollinger Bands pada dasarnya terdiri dari tiga garis. Yang timbul pada pikiran kita tentunya dari mana garis-garis ini berasal bukan? Nah, berikut penjelasannya:


Uper band = Simple Moving Average + (faktor pengali x standar deviasi)
Middle band = Simple Moving Average
Lower band = Simple Moving Average – (faktor pengali x standar deviasi)
Faktor pengali = [0.6174 x ln (periode Bollinger Bands)] + 0.1046
Untuk faktor pengali, biasanya digunakan angka 2 dibandingkan penggunaan rumus diatas.

Standar deviasi merupakan perhitungan statistik biasa yang digunakan untuk mengukur besarnya penyimpangan pada tiap-tiap data. Rumusnya adalah sbb:


dengan : Xi = data ke i
X = rata-rata

Data yang kita gunakan dalam perhitungan ini bukan hanya closed price saja seperti pada SMA biasa. Pada Bollinger Bands, data yang dipakai adalah gabungan antara high,low dan closinng price. Ada dua jenis pengambilan data pada middle band yaitu dengan memakai Typical Price dan Weighted Price.

Namun biasanya yang paling sering digunakan adalah typical price.

Karakter Bollinger Bands

Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator satu ini. Satu hal yang unik yang dimilikinya adalah Bollinger Bands memampukan tiap-tiap orang menginterpretasikan indikator ini dengan caranya masing-masing. Bahkan John Bollinger sendiri, pencipta indikator ini mengatakan bahwa hal yang paling menarik dalam analisa menggunakan Bollinger Bands adalah memperhatikan bagaimana setiap orang menggunakannya. Meski ada beberapa aturan baku dalam Bollinger Bands, tetapi bisa saja trader satu dengan trader lainnya memiliki cara yang berbeda dan penggunaan yang berbeda dalam memakai Bollinger Bands. Berikut adalah karakter umum yang berlaku pada Bollinger Bands:

* Bollinger Bands adalah indikator awal yang tidak dapat dipakai sebagai indikator action.Harus diapakai bersama indikator lainnya. Tentukan salah satu indikator yang terbaik bagi Anda sebagai indikator action, namun jangan memakai indikator action lebih dari satu. Beberapa indikator action yang baik adalah RSI, Stochastic ataupun momentum. Terserah Anda.
* Pada umumnya harga akan bergerak dalam sabuk, namun demikian dapat juga harga bergerak diluar dari sabuk. Ini dapat berarti akan terjadi reversal atau malah sebaliknya penguatan trend yang sedang berlangsung. Untuk mengetahuinya kita dapat melihat indikator action yang kita pakai.
* Penentuan periode dalam Bollinger Bands juga berpengaruh disini. Semakin kecil periode yang dipakai maka lebar sabuk akan semakin kecil dan demikian sebaliknya.

Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya:

* Bila harga berada diluar upper band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan.
* Bila harga berada diluar lower band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan

Nah, mari kita lihat gambar berikut:

Perhatikan area yang dilingkari dan besar smoothing RSI. Pada 1.1932, besar smoothing RSI adalah 39.9429 dan harga telah menembus upper band dua kali secara berturut-turut. Ini mengindikasikan bahwa akan terjadi penerusan trend yang baru saja dimulai. Dalam kenaikan harga, tercatat beberapa kali juga harga menembus upper band namun RSI belum juga meninggalkan overbought area. Ini berarti trend masih akan terus terjadi sampai RSI meninggalkan overbought area.

Sekarang bandingkan dengan gambar berikut ini:

Pada area yang dilingkari smoothing RSI bernilai 31.7379 dan harga telah menembus lower band tiga kali dengan bullish candle. Dengan demikian diperkirakan akan terjadi pembalikan trend seperti terlihat pada candle berikutnya. Kenapa saya dapat memberikan perkiraan bahwa akan terjadi pembalikan trend dari bearish menuju bullish? Itu karena selain indikator action saya menunjukan harga telah meninggalkan oversold area dan mengarah menuju overbought area.

Dapat disimpulkan dari penggunaan contoh disini, sebenarnya pemaduan Bollinger Bands dengan indikator lainnya dapat kita lakukan bila kita memahami penggunaan indikator lain tersebut dengan benar. Penggunaan indikator yang tepat akan menghasilkan keputusan yang saling menguatkan dan menunjang sehingga diperoleh berbagai keuntungan. Semakin kita memahami penggunaan indikator action maka semakin besar kesempatan kita memanfaatkan Bollinger Bands sebagai volatilitiy indicator.

Pemakaian Bollinger Bands

Walaupun Bollinger tidak dapat digunakan sendiri, namun ada beberapa indikasi open Buy/Sell yang masih kita bisa peroleh melalui Bollinger Bands terutama melalui middle band. Ingat, pada dasarnya middle band adalah indikator Simple Moving Average. Ini berarti apa yang berlaku pada SMA juga berlaku pada middle band:

* Middle band berada di bawah harga, maka ini mengindikasikan Bullish trend.
* Middle band berada di atas harag, indikasi Bearish trend.
* Perpotongan antara middle band dan harga, indikasi peralihan trend.


Double bottom buy. Ini akan terjadi ketika harga menembus lower band dua kali berturut-turut. Adanya double bottom merupakan indikasi akan terjadi peningkatan harga. Namun untuk memastikannya, diperlukan konfirmasi harga menembus middle band. Jika telah menembus middle band, maka bisa diperkirakan akan terjadi uptrend dimana kita harus membuka posisi buy.


Kebalikan dari double bottom buy adalah double top sell yaitu keadaan dimana harga menembus upper band dan divalidasi dengan penembusan middle band juga. Ini berarti akan terjadi penurunan harga dimana kita harus membuka posisi sell terlebih dahulu guna memperoleh keuntungan.


www.belajarforex.com

Labels:

Written at 2/09/2008 06:58:00 pm
Withdrawl Ditolak Alias Rejected

Apakah Anda pernah mendapatkan email seperti ini setelah Anda melakukan withdrawl di Marketiva.

"We regret to inform you that the withdrawal request for the account with username "forextrader" at Marketiva has been rejected by our billing specialists. Specific reason for the withdrawal rejection is: security breach suspected; please join online support channels to provide additional information"

Tidak usah bingung dan putus asa mendapatkan email seperti ini pada prinsipnya Marketiva bermaksud baik dengan menolak withdrawl Anda yaitu menjaga dana Anda dari pencurian oleh orang yang tidak berhak atas dana Anda di Marketiva.

Penolakan yang dilakukan oleh Marketiva ini karena adanya kecurigaan - "Security
Breach Suspected" - yang disebabkan karena Anda melakukan trading dengan IP Address yang berbeda, biasanya terjadi bila Anda bermain di warnet yang berbeda-beda. Hal ini dicatat oleh Marketiva dan dicurigai account Anda kemungkinan pernah dimasuki oleh orang lain. Karena itu biasanya Marketiva akan meminta konfirmasi data lagi dari Anda.

Untuk mengatasi hal ini sebenarnya tidak sulit, yang penting Anda sudah mendaftar dengan data diri Anda yang benar kemudian Anda sebaiknya sudah memverifikasi data diri Anda (ID atau KTP) ke Marketiva. Bila Anda menghadapi masalah seperti ini silahkan masuk/login ke platform streamster Anda. Kemudian masuklah ke ruang diskusi (discussions) lalu klik "Groups"


Maka akan terlihat kotak kecil yang berisi daftar ruang untuk chatting, pilih atau conteng "Advanced Support" lalu klik "OK"


Anda akan masuk ruang Advanced support, disini Anda bisa minta tolong kepada Asisten Marketiva yang sedang online. Karena Marketiva memiliki Asisten dari Indoneisa maka Anda bisa menggunakan bahasa indonesia untuk menjelaskan maksud Anda. Pertama-tama sapalah dahulu untuk melihat asisten mana yang bisa membantu Anda. Ketik di kotak kosong bagian bawah ruang chat lalu jangan lupa klik "enter" untuk mengirim pesan Anda.


Biasanya bila tidak sibuk Asisten Marketiva akan cepat menanggapi pesan Anda, lihat gambar bawah tak lama Asisten sudah menanggapi dan bertanya "kalau ada sesuatu yang bisa mereka bantu". Bila melihat gambar di bawah Anda melihat bahwa username (disini "forextrader") kadang berwarna merah dan kadang berwarna biru. Warna biru merupakan username orang yang sedang berbicara, sedang warna merah adalah username orang yang dituju. Artinya jangan menanggapi semua pesan yang muncul di ruang chat itu kalau tidak nanti Anda dianggap gila.... :)

Untuk membalas sapaan Asisten tadi terlebih dahulu klik satu kali nama Asisten (ex ; Iskandar) sehingga nama tersebut muncul di kotak chat, baru setelah itu Anda ketikan maksud Anda.


Klik dulu nama asisten yang diajak bicara sampai muncul di kotak chat, baru ketik maksud Anda.


Selanjutnya biasanya Asisten akan menanyakan kebenaran data Anda di KTP yang pernah Anda upload/verifikasi, no egold atau no Liberty Reserve yang Anda gunakan untuk withdrawl. Dan bila mereka merasa bahwa jawaban Anda sesuai dengan data Anda yang ada di Marketiva, biasanya mereka akan mempersilahkan Anda untuk mencoba withdrawl lagi. Setelah ini withdrawl Anda dijamin tidak akan ditolak lagi.

Saran:
Untuk menghindari penolakan saat withdrawl usahakan tidak menggunakan IP address lain selain yang biasa Anda gunakan. Kalau Anda terbiasa trading di warnet usahakan main di satu warnet saja. Kalau tidak bisa juga, tidak masalah dana Anda tetap aman dan mudah-mudahan tips di atas bisa membantu Anda.

by Morning Star

Labels:

Written at 2/08/2008 08:25:00 pm
Indikator Berita Ekonomi

Dasar penganalisaan secara Fundamental adalah informasi/berita (news) yang berasal dari :
1. Instansi Resmi/Pemerintah
2. Media cetak/elektronik
3. Perorangan
Sesuai dengan sumbernya, maka metode Fundamental bersifat subyektif, tergantung derajat kepercayaan Investor/Konsultan kepada sumber berita tersebut. Dasar penganalisaan secara Fundamental adalah informasi/berita (news) yang berasal dari :
1. Instansi Resmi/Pemerintah
2. Media cetak/elektronik
3. Perorangan
Sesuai dengan sumbernya, maka metode Fundamental bersifat subyektif, tergantung derajat kepercayaan Investor/Konsultan kepada sumber berita tersebut.

Sifat berita Fundamental dikelompokan menjadi dua yaitu :

1. Berita Permintaan bersifat Bullish
Bullish berasal dari kata ‘bull’ (sapi jantan); sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun, namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi jantan menanduk musuhnya, yaitu menanduk, lalu dilemparkan keatas).
Contoh berita bersifat Bullish dari Reuter/media cetak :
- Cuaca buruk/storm/unfavourable,
- 3 – 6 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer (menguat)
- Triggered Buying, Bottomside/bottomout , Buying Power, dll

2. Berita Penawaran/Supply bersifat Bearish
Bearish berasal dari kata ‘bear’ (beruang); sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan naik, namun sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan beruang mencengkeram mangsanya, yaitu mengangkat lalu dibanting).
Contoh berita bersifat Bearish dari Reuter/media cetak:
- Cuaca baik/favourable, 3-6 consecutive days down/easier (melemah)
- Lack of Demand (Kekurangan Permintaan)
- Triggered Selling, Topside capped (Puncak sudah tercapai), Harvesting
- Selling Power, Ample of stock (Stok melimpah),dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi analisa secara fundmental
  • Analisa:
  • Ekonomi
  • Politik
  • Keamanan (global, regional, negara)
  • Penentu:
  • Kecepatan memperoleh informasi
  • Sumber informasi
  • Pengolahan informasi & forecasting (ramalan)
Beberapa Data Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Dollar AS

No.Economic IndicatorNaik / TurunUS$
1Average EarningNaikMenguat
2Balance of PaymentNaikMenguat
3Budget Deficit
TurunMenguat
4Business Inventories
TurunMenguat
5Capacity UtilizationNaikMenguat
6Car SalesNaikMenguat
7Chicago PMI (Purchasing Management Index)NaikMenguat
8Constuction SpendingNaikMenguat
9Consumer Confidence Index (CCI)NaikMenguat
10Consumer Credit (CI)NaikMenguat
11Consumer Price Index (CPI)TurunMenguat
12Consumer Spending (Expenditure)TurunMenguat
13Cost of LivingNaikMenguat
14Current AcountTurunMenguat
15Corporate ProfitNaikMenguat
16DeflasiNaikMenguat
17Discount RateNaikMenguat
18Durabel Goods OrdersNaikMenguat
19Econimic Monetary System (EMS)NaikMenguat
20Factory OrdersNaikMenguat
21Federal BudgetNaikMenguat
22Federal Reserve FundNaikMenguat
23Gross Domestic Product (GDP)NaikMenguat
24Gross National Product (GNP)NaikMenguat
25Housing StartNaikMenguat
26Industrial ProductionsNaikMenguat
27Invisible TradeTurunMenguat
28Jobless ClaimsNaikMenguat
29Leading IndicatorNaikMenguat
30Money Supply (M1, M2, M3, M4)NaikMenguat
31National AssociationNaikMenguat
32(NAPM)NaikMenguat
33Non Farm PayrollsNaikMenguat
34Personal ExpenditureNaikMenguat
35Personal IncomeTurunMenguat
36Prime RateNaikMenguat
37Product Price Index (PPI)NaikMenguat
38Public Sector Debt RepaymentNaikMenguat
39Retail SalesTurunMenguat
40Trade BalanceNaikMenguat
41Trade DevicitTurunMenguat
42Trade Weighted IndexTurunMenguat
43Unemployment RateTurunMenguat
44Unit Labour CostNaikMenguat
45Value Added TaxNaikMenguat
46Visible TradeNaikMenguat

Keuntungan
  • Mudah
  • Dapat menentukan harga secara global
  • Penentu trend jangka panjang (long term)
  • Pada kasus tertentu efektif untuk short term trading
Kelemahan
  • Tidak bisa menentukan secara eksak
  • Memakan banyak waktu
  • Subyektif, terlalu banyak asumsi yang dipakai
Saran : Perhatikan hanya berita-berita yang sifatnya sangat kuat pengaruhnya terhadap perubahan mata uang. Ex: Payroll, teroris, perubahan suku bunga.

Labels:

Written at 2/08/2008 08:16:00 pm
Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0-100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terrendahnya selama selang periode yang kita inginkan.

Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K.

Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0-100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yangditentukan.

Secara matematis Stochastic Oscillator didefinisikan sbb:




pada periode tertentu.

Recent close = harga penutupan terakhir
Lowest Low = harga terendah selama periode yang ditentukan
Highest high = harga tertinggi selama periode yang ditentukan

Sedangkan untuk %D adalah SMA dari %K itu sendiri. Secara default biasanya nilai %K adalah 14 dan %D adalah 3. Pemilihan periode %D hanya sebesar 3 periode disengaja untuk meningkatkan sensitifitas dari %D itu sendiri. Pertanyaannya apakah bisa selain nilai tersebut. Tentu saja bisa seperti indikator lainnya. Namun ada beberapa jenis Stochastic Oscillator dimana kita tidak dapat mengganti besar %D. Kita akan pelajari nanti.

mari lihat gambar dibawah ini



Fast, Slow dan Full Stochastic Oscillator

Sama seperti RSI yang juga oscilator indicator, kelebihan sekaligus kekurangan Stochastic adalah sensitifitasnya. Karena senstif maka dapat memberikan sinyal yang lebih dini dalam pemantauan pergerakan harga. Namun dengan demikian membuka celah munculnya berbagai sinyal palsu. Untuk mengurangi banyaknya sinyal palsu karena sensitifitas Stochastic maka diperlukan lebih dari sekedar %D untuk menghaluskannya. Garis %K pun dapat dihaluskan terlebih dahulu sebelum kemudian diolah kembali menjadi %D. Pengolahan ini membuat berbagai varian dari Stochastic Oscillator.

Fast Stochastic adalah nama lain dari Stochastic biasa (pada gambar diatas adalah Fast Stochastic). Apabila garis %K dimuluskan SMA 3 periode sebelum kemudian diolah kembali dengan SMA 3 peride berikutnya guna memperoleh garis %D maka akan diperoleh Slow Stochastic Oscillator. Sedangkan bila pemulusan menggunakan SMA dengan periode selain 3 untuk %K, Stochastic yang demikian dinamakan Full Stochastic Oscillator.

Dewasa ini pemulusan %K dari Stochastic bukan hanya menggunakan SMA tetapi dapat juga menggunakan WMA dan XMA. Jadi, sebenarnya bergantung pada mana yang menurut Anda cocok. Saya hanya akan membahas cara membaca untuk Fast Stochastic Oscillator, untuk varian lainnya sama saja dalam cara membacanya. Yang berbeda adalah sensitifitas dan keakuratannya saja. Dan jangan lupa ada penentuan periode disinii. Jika %K kita ubah periodenya menjadi lebih besar atau lebih kecil dari 14 maka juga kan menghasilkan keakuratan yang berbeda tergantung pair yang Anda transaksikan.


Gambar diatas adalah Full Stochastic Oscilaltor dengan menggunakan pemulusan 5 periode untuk %K-nya. Periode yang saya pakai disini adalah 14. Perhatikan perbedaannya dengan Fast Stochastic Oscillator yang telah saya berikan diatas. Full Stochastic terlihat lebih smooth dan halus.

Interpretasi Stochastic Oscillator

Ada beberapa informasi yang dapat kita peroleh dengan Stochastic oscillaotr. Namun secara umum tidak berbeda dengan informasi pada RSI dan SMA. Dan memang Stochastic Oscillator sebenarnya adalah gabungan dari kedua jenis indikator tersebut dengan cara perhitungan yang berbeda. Secara keseluruhan, indikator ini dapat kita gunakan untuk menentukan keadaan overbought/ oversold (yang artinya prediksi trend untuk jangka panjang), perpotongan antara %K dan %D (sebagai short term trend), dan Bullish/Bearish centerline.

Overbought / Oversold

Keadaan overbought/ oversold menurut Stochastic diperoleh bila garis %K telah memasuki batasan 20 dan 80 yakni dibawah 20 untuk oversold dan diatas 80 untuk overbought. Sama dengan RSI bukan? Harap diingat juga bahwa batasan 20/80 ini bukanlah batasan mutlak. Bisa saja 30/70 atau yang lain. Jadi jangan heran bila saya juga menggunakan batasan yang berbeda dalam menentukan kondisi overbought/ oversold dari situasi ini.

Keadaan overbought/ oversold ini akan memicu naik turunnya harga dalam jangka panjang. Apabila sedang terjadi kenaikan harga namun stochastic sudah menuju titik overbought-nyadan mulai meninggalkan area tersebut,itu berarti akan terjadi tekanan pada laju kenaikan harga yang pada akhrinya membuat harga kembali turun sampai keseimbangannya yang baru. Perhatikan gambar berikut. Untuk batasan overbought/ oversold kali ini saya menggunakan 25/75 (saya beri garis ungu) dan garis kuning menandakan %K meninggalkan area overbought/ oversold sehingga dapat kita katakan harga sedang menuju momentum kenaikannya.


%K and %D Crossing

Nah, kalau batasan overbougth/ oversold itu untuk trend jangka panjang, maka perpotongan %K dan %D ini kita gunakan untuk perubahan trend minor. Maksudnya begini, bila dalam suatu kondisi long Bullish trend, seringkali dalam pergerakannya kita menemukan trend-trend minor. Besarnya minor dan mayor disini sangat relatif, bergantung pada time line yang kita gunakan. Untuk time line jam-jam an misalnya, jangan remehkan minor trend ini karena pergerakannya bisa mencapai 50 point! Itu artinya lebih dari cukup untuk memperoleh keuntungan sampai 50 Dollar hanya dengan 1 lot dan mengandalkan minor trend.

Seperti kita ketahui sebelumnya %D merupakan MA dari %K yang tidak lain pencerminan dari perubahan harga. Jadi, sesuai dengan sifat MA dalam menentukan perubahan trend, setiap perpotongan antara %D dengan %K berarti adalah perubahan trend untuk jangka waktu singkat di depan. Kondisi Bullish terjadi bila garis %K memotong %D dari bawah dan sebaliknya trend Bearish diperoleh ketika %K memotong dari atas. Keadaan ini bisa saja berlangsung bahkan ketika kedua garis sedang dalam wilayah overbought/ oversold. Jika ini terjadi, itu artinya memang tekanan beli atau jual sedang kuat sekali sehingga akan terjadi kemungkinan harga menembus batas support dan ressistance-nya. Perhatikan gambar berikut:



Pada gambar barusan kita bisa melihat secara keseluruhan harga sedang bergerak naik namun demikian sering kali pada saat kenaikan harga, terjadi penurunan-penurunan singkat yang merupakan usaha para pembeli menurunkan harga namun tidak cukup kuat dalam menahan tekanan beli. Dalam kondisi demikian kita bisa mengambil dua keuntungan sekaligus yaitu pada trend dalam jangka panjang maupun dalam short term trend. Kedua kondisi ini dapat kita ketahui cukup dengan Stochastic Oscillator.


The Centerline

Sama seperti oscillator lainnya, pada Stochastic Oscillator pun juga terdapat centerline yang dipatok pada nilai 50. Pembacaan centerline ini pun sama persis dengan cara pembacaan pada RSI. Bila %K memotong centerline dari bawah ini menandakan kondisi Bullish Centerline dan sebaliknya bila % K memotong dari bawah kondisi Bearish tercapai. Sederhana bukan? Namun demikian sejujurnya centerline crossover ini jarang digunakan karena seringkali terlambat memberikan rekomendasi buy/sell. Para analis lebih sering menggunakan perpotongan antara %D dengan %K.


Hal yang menjadi kelebihan sekaligus kekurangan indikator yang bergerak dalam kisaran tertentu seperti ini adalah sensitivitasnya. Begitu juga pada Stochastic yang dapat bersifat sangat sensitif bila kita menggunakan periode yang tidak tepat. Penggunaan periode yang tidak tepat dapat membawa kita pada pengambilan keputusan yang salah yang pada akhirnya membawa kita pada kerugian besar.Untuk itu sangat disarankan Anda mencari periode yang terbaik pada indikator ini untuk setiap pairs. Besarnya bisa berbeda-beda. Semakin panjang periode yang dipakai maka grafik indikator akan semakin halus yang artinya ke-sensitifitas-annya akan berkurang. Disarankan juga untuk menggunakan Full Stochastic dalam penggunaan karena memang lebih halus dan dapat mengurangi grafik indikator yang terlalu keriting.

www.belajarforex.com

Labels:

Written at 2/08/2008 08:00:00 pm
BGX Forex Strategy

BGX forex strategi merupakan teknik trading yang cukup populer di forum-forum seperti moneytec.com atau strategybuilderfx.com. Dan Strategi ini terbukti telah banyak membantu para trader mencapai kesuksesan dalam bisnis forex trading. Topik kali ini Saya akan memberi contoh bagaimana cara men-settting indikator BGX trading sistem pada grafik harga streamsterMarketiva. Dan sekaligus menerangkan sedikit tentang strategi BGX sytem untuk menentukan Open posisi dan exit . Agar lebih mudah mempelajari strategi forex ini ada baiknya Anda mendownload dahulu ebook sehingga strategi ini akan lebih mudah dimengerti

Untuk mendownload silahkan klik Download BGX Strategi
(cara download :Anda akan di bawa ke halaman badongo.com, tunggu sesaat sampai kode text muncul, bila kode text muncul masukan ke dalam kotak isian kemudian klik tombol download)

Cara Setting BGX indikator
Pada saat belum di setting tentunya layar grafik harga Anda akan kelihatan seperti gambar di bawah ini.



Ketika akan mulai mengubah dan men-setting grafik harga ini dengan indikator-indikator BGX Forex Strategi. Sehingga anda bisa menentukan kapan harus masuk melakukan transaksi (open posisi) dan kapan harus keluar dari transaksi (exit posisi)

Pasangan Mata uang
Mata uang uang disarankan GBP/USD, EUR/USD, USD/CHF, EUR/JPY (pilih salah satu saja). Waktu trading pada saat US open (19.00 WIB) atau Europe Open (14.00 WIB)

Indikator yang digunakan
1. Time frame grafik 30 menit Candle Stick atau Bar
2. Garis WMA 5 (warna biru) WMA 20 (Oranye) dan WMA 100 (hijau)
3. Indikator RSI 14 (default)

Mensetup Indikator BGX Sistem di Platform Marketiva
Setelah login melalui Streamster Anda bisa langsung mensetup indicator-indikator diatas dengan cara seperti ini:

1. Time frame 30 menit dan Candle Stick atau Bar
  • Klik kanan pada bagian bidang yang menampilkan grafik (charting)Akan muncul beberapa pilihan (options)
  • Pilihlah “Timescale” Lalu klik “30 minutes“ (30 menit) maka data grafik akan memunculkan data harga (Open, High, Low, Close) setiap 30 menit
  • Klik kanan lagi bidang grafik pilih “Style”. Lalu klik "Candlesticks" atau "Bar Chart" (terserah Anda). Gambar grafik akan berubah sesuai pilihan Anda
2. WMA 5 (Biru) dan WMA 20 (Oranye) WMA 100 (Hijau)
  • Klik kanan bidang grafik, maka akan muncul options
  • Pilih “Indicators” setelah itu pilih "Moving Average". Muncul Tab Pilihan; pada kolom "Type" pilih "Weighted"(WMA=Weightening Moving Average)
  • Rubahlah angka default kolom "Period" menjadi "5" lalu klik “Line Color" kotak warnanya pilih warna “Biru
  • Klik "OK". Anda sekarang memiliki garis WMA 5 warna Biru
Lakukan hal yang sama untuk membuat garis WMA 20 warna oranye dan garis WMA 100 warna hijau.
Bila sudah Anda lakukan, maka Anda sekarang memiliki 3 garis WMA yaitu WMA 5 (biru), WMA 20 (Oranye) dan WMA 100 (hijau) pada grafik harga Anda.

3. Indikator RSI 14
  • Klik kanan bidang grafik, akan muncul options
  • Pilih “Indicators” setelah itu pilih "Relative Strenght Index (RSI)"
  • Isi kolom "periode" dengan 14
4. Cobalah “Save” settingan Anda ini sehingga Anda tidak perlu mengatur setting-annya setiap kali login. Untuk Men-“save” Klik kanan Bidang Grafik kemudian pilih “Save Chart “ Isi Nama file sesuai selera Anda mis; “BGX System” setelah itu klik "OK". Settingan Anda sudah tersave aman.

Untuk menghapus, mengedit mengatur dsb Anda bisa lakukan dengan cara yang sama. Tinggal klik Kanan bidang grafik (Charting).

Aplikasi BGX System
WMA 5 (biru) untuk mengikuti harga market.
WMA 20 (oranye) untuk konfirmasi entry (OP)
WMA 100 (hijau) untuk identifikasi trend harian

Bersiap Ambil Posisi “Buy” Bila
WMA 5 mengcross WMA 20 dari bawah ke atas
WMA 5 dan WMA 20 berada di atas WMA 100
RSI berada di atas point 50 (garis tengah)
Entry (OP) saat harga 30 pip di atas harga cross WMA 5 dan WMA 20

Bersiap Ambil Posisi “Sell” Bila
WMA 5 mengcross WMA 20 dari atas ke bawah
WMA 5 dan WMA 20 berada di bawah WMA 100
RSI berada di bawah point 50
Entry (OP) saat harga 30 pip di bawah harga cross WMA 5 dan WMA 20

Target point 30 pip dan stop loss minus 5 dari persilangan (cross) WMA 5 dan WMA 20

Contoh Trading :
Bila suatu saat WMA 5 mengcross WMA 20 dari atas ke bawah pada titik harga 1.2530 serta RSI menunjukan posisi di atas garis tengah (50). Bersiaplah mengambil posisi “BUY” pada saat harga 30 pip di atas harga cross (1.2530 + 0.0030 (30 pip)) yaitu di 1.2560. Lalu pasang stop loss minus 5 pip di bawah garis cross (1.2530 – 0.0005) yaitu di 1.2525.

Gambar Trading dengan BGX Sistem



Gunakan uang virtual atau demo account terlebih dahulu sampai Anda benar2 familiar dengan strategi ini. Contoh trading dengan sistem ini bisa anda lihat di blog www.bgxtrading.blogspot.com


by Morning Star

Labels: , ,

Written at 2/07/2008 08:06:00 pm
Manajemen Resiko Trading Forex

Forex trading tergolong sebagai investasi yang sifatnya high risk. Artinya forex trading tergolong memiliki resiko tinggi. Salah satu yang tertinggi diantara instrumen investasi keuangan lainnya.

Faktor resiko yang harus Anda ketahui sebelum memulai forex trading :
· Memiliki kemungkinan kehilangan dana 100%
· Arus dana sangat cepat (very liquid)
· Tidak ada metode trading yang dapat menjamin Anda pasti untung 100%. Ada banyak metode trading yang bagus namun tidak ada satu pun yang dapat menjamin pasti untung 100%
Forex trading bukanlah sebuah “quick rich scheme” yang dapat membuat Anda kaya mendadak tanpa harus bekerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Kerja keras merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mereka yang mengalami kesuksesan finansial dalam hidupnya. Termasuk mereka yang sukses melalui forex trading.

Diperlukan kerja keras untuk mempelajari analisa dan perilaku pasar sehingga kita dapat menebak arah pergerakan harga dengan akurat. Begitu juga diperlukan mental ekstra ketika hasil trading tidak sesuai dengan yang kita harapkan.

Tanyakanlah pada trader-trader sukses yang Anda kenal, apakah mereka pernah mengalami jatuh bangun dalam trading mereka. Dan jawabannya hampir pasti adalah “ya”. Kesuksesan hanyalah disediakan bagi mereka yang mau berusaha dan belajar terus menerus meperbaiki dirinya.

Nah berkaitan dengan resiko yang harus dihadapi jika kita hendak memulai investasi di forex, diperlukan kiat-kiat khusus untuk memperkecil, atau bahkan membalikkan posisi kita yang tadinya minus menjadi kembali positif dan memperoleh untung. Berikut beberapa kiat dan manajemen resiko yang bisa Anda ambil:

1. Cut loss
Merupakan aksi menutup posisi Anda yang berlawanan dengan pergerakan harga pasar. Cut loss digunakan untuk membatasi kerugian yang dialami sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Sebagai contoh, katakanlah kita sedang membuka posisi kita pada GBPUSD Open Buy pada harga 1.8000. Membuka posisi Buy berarti kita mengharapkan harga naik melebihi 1.8000 sehingga kita memperoleh untung. Harapan kita harga bergerak misalnya hingga 1.8100 sehingga kita bisa memperoleh profit 100 point. Namun apa daya, ternyata harga bergerak berlawanan dengan yang kita harapkan. Ternyata harga bergerak turun terus menerus dari 1.8000 menjadi 1.7980 dan masih menunjukkan tendensi turun.

Nah daripada kita mengalami kerugian lebih lanjut dan akhirnya mengalami margin call maka lebih baik posisi ditutup meskipun kita menanggung kerugian 20 point (1.8000 menjadi 1.7980 = -20 point). Aksi ini dinamakan cut loss yaitu menutup posisi yang merugi guna mencegah kerugian yang lebih besar.

Detail Kasus Lainnya:

Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 dengan jumlah quantity 10000. Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.

Ternyata harga bergerak turun tak menentu hingga kisaran 1.8820.
Dengan segala pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1.8825. Sehingga Tuan A rugi 25 point (1.8825-1.8850 = -0.0025)

Profit dan Loss dihitung dengan rumus sebagai berikut

Diketahui:
Posisi Close: 1.8825
Posisi Open: 1.8850
Quantity: 10000

Maka:
Profit/Loss = (1.8825 - 1.8850) x 10000
Loss = -0.0025 x 10000
Loss = $-25 (Tuan A mengalami kerugian $25)

2. Switching
Aksi ini mirip dengan cut loss, namun bedanya setelah menutup posisi kita yang merugi, kita
membuka posisi baru dengan arah yang sama dengan pergerakan harga pasar.

Pada kasus yang sama dengan cut loss diatas, maka kita menutup posisi kita di 1.7980 lalu kita membuka sebuah posisi baru Open Sell karena harga cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian jikalau harga terus turun katakanlah mencapai 1.7900 maka secara keseluruhan kita mengalami loss 20 point namun memperoleh profit sebesar 80 points (1.7980-1.7900 = 80) sehingga total kita masih memperoleh profit 60 points.

Contoh kasus

Mr. X memperkirakan harga akan NAIK. Jadi untuk mendapat keuntungan dia memutuskan membeli (Buy) dengan harapan harga akan naik sehingga dia bisa menjual dengan harga yang lebih mahal dan mendapat selisih Keuntungan. Tapi ternyata bukannya naik, malah TURUN harganya.

Dan setelah analisa ulang, Mr. X berkesimpulan perkiraannya bahwa harga akan naik ternyata SALAH. Jadi apa yang harus dia lakukan ? Daripada melawan harga pasar dan menderita kerugian, lagipula harga akan turun lebih jauh dari sekarang Dia memutuskan menutup posisi Buy nya yang merugi dan kemudian membuka posisi baru Sell (dengan harapan harga akan turun). Dan ternyata harga terus turun sehingga dia mengalami keuntungan melebihi kerugian yang diterima di posisi Buy yang dia tutup sebelumnya. Kemudian dia menutup posisi Sell tersebut dan menerima keuntungan.

Tips Untuk Anda:
* Lakukan hanya bila prediksi keuntungan switching melebihi
nilai kerugian posisi pertama yang akan ditutup.
* Kalau ternyata harga berubah ternyata sesuai dengan
prediksi pertama, maka anda akan menderita kerugian
2 kali, yaitu posisi pertama dan posisi kedua juga

Detail Kasus:

Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 dengan jumlah Quantity 30000. Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900. Ternyata harga bergerak turun tak menentu hingga kisaran 1.8820. Dengan segala pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1.8825. Sehingga Tuan A rugi 25 point (1.8825-1.8850 = -0.0025)

Diketahui:
Posisi Close: 1.8825
Posisi Open: 1.8850
Quantity: 30000

Maka:
Profit/Loss = (1.8825 - 1.8850) x 30000
Loss = -0.0025 x 30000
Loss = $-75 (Tuan A mengalami kerugian $75)

Kemudian Tuan A menganalisa lagi dan memprediksi harga dan diketahui harga akan terus bergerak turun, maka Tn. A membuka posisi Sell dengan Quantity sebanyak 20000 pada 1.8820. Tak beberapa lama harga terus turun hingga berada di kisaran 1.8730. Pada akhirnya Tn. A menutup posisinya pada 1.8740. Tuan A mendapatkan keuntungan 80 point (1.8820 - 1.8740 = 0.0080)

Profit/Loss = (1.8820 - 1.8740) x 20000
Profit = 0.0080 x 20000
Profit = $160

Keseluruhan hasil dari dua trading tadi adalah
Trading I = -$75
Trading II = $160
Laba = $160 - $75 = $85 atau Rp765.000,- ($1 = Rp 9000)

3. Averaging
Cara ini memerlukan modal ekstra untuk mempertahankan posisi yang telah kita buka yang ternyata bergerak berlawanan dengan harga pasar.

Katakanlah pada kasus yang sama dengan contoh Cut Loss diatas, maka jika kita hendak melakukan aksi averaging maka kita membuka posisi baru namun dalam hal ini tidak seperti switching yang menutup posisi kita yang mengalami kerugian lalu membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sebelumnya dengan alasan harga telah bergerak turun. Pada averaging kita tidak menutup posisi kita yang telah dibuka (pada kasus ini Open Buy) lalu bahkan kita menambahinya dengan membuka posisi baru dengan arah yang sama yaitu Open Buy kembali!

Mengapa demikian? Bukankah kita telah melakukan Open Buy sebelumnya dan mengalami kerugian, lalu mengapa kita melakukan Open Buy kembali? Alasannya sederhana, kita berharap karena harga telah turun maka harga akan kembali naik sehingga ketika kita melakukan aksi Open Buy yang kedua diharapkan harga bergerak naik bahkan melampaui Open Buy kita yang pertama sehingga kita memperoleh keuntungan ganda.

Contoh Kasus
Mr. X memprediksi bahwa harga akan naik maka dia membuka posisi Buy. Namun harga ternyata bergerak turun. Mr. X segera menganalisa lagi dan kesimpulannya harga hanya akan turun sesaat dan akan kembali naik sesuai analisa sebelumnya Dia memutuskan membuka posisi buy baru saat harga turun sehingga ketika harga naik kembali dia bukan
hanya memiliki 1 posisi yang profit tapi 2 sekaligus. Ternyata benar, tidak lama kemudian harga naik dan kemudian Mr. X menutup kedua posisi nya tersebut, yang pertama dan yang kedua.

Detail Kasus:

Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 dengan jumlah Quantity
20000. Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa
melikuidasi posisinya tersebut pada 1.8900. Oleh karena itu
dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.

Ternyata harga terkoreksi dan bergerak turun hingga 1.8825.
Tuan A kembali membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8825 dengan jumlah
10000. Dia juga memasang Stop Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.

Lalu tak lama kemudian harga kembali terkoreksi dan menyentuh 1.8900.
Dengan demikian Tuan A mendapatkan 2 keuntungan dari 2 posisi yang telah dibuka :

Posisi I :
Profit/Loss = (1.8900 - 1.8850) x 200000
Profit = 0.0050 x 20000
Profit Posisi I = $100

Posisi II :
Profit/Loss = (1.8900 - 1.8825) x 10000
Profit = 0.0075 x 10000
Profit Posisi II = $75

Jumlah Profit kedua posisi : $160 + $75 = $235 atau Rp2.115.000,- ($1 = Rp9000)

Ketiga manajemen resiko diatas sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Jadi, betapa sayangnya kita mengalami kerugian hanya karena kita tidak mengetahui hal diatas. Namun apakah dengan mengetahui ketiga manajemen resiko tersebut kita dipastikan tidak pernah mengalami loss?

Jawabannya tentu saja tidak. Kalau Anda cermati, ketiga manajemen resiko diatas bertumpu pada satu hal: kemampuan kita menganalisa pergerakan harga. Ya, memang itulah inti dari forex trading. Manajemen resiko bahkan tidak pernah menjadi efektif apabila kita tidak mampu melakukan analisa dengan benar dan akurat. Jadi, mengetahui analisa adalah keharusan dalam memulai investasi di forex trading.

Masih banyak yang harus dipelajari dalam memasuki dan berinvestasi didunia forex. Kita baru saja mempelajari bagian terluar dari investasi ini. Yang penting Anda belajar dan belajar terus

Labels:

Written at 2/07/2008 08:02:00 pm
Candlestick Chart

Candlestick merupakan metode charting kuno dari Jepang yang telah terbukti akurasinya hingga berabad-abad sampai sekarang. Meskipun telah digunakan begitu lama, namun kepopulerannya hingga kini telah menjadi bagian dari analisa teknikal populer di berbagai kalangan trader dan investor. Disebut “Candlestick Chart” karena bentuknya yang seperti lilin.



Grafik ini digunakan orang-orang Jepang yang awalnya untuk memantau pergerakan harga pada produk-produk komoditi. Steven Nison dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan chart model ini. Sifatnya yang sangat representatif karena terdiri dari High, Low, Open dan Closing Price membuat grafik ini paling populer dipakai oleh para analis forex. Jika Anda terbiasa dengan produk-produk sekuritas, grafik ini tidak pernah digunakan untuk memantau harga. Kenapa? Sederhana, harga sekuritas hanya memerlukan closing price saja tidak seperti pada forex trading.

Sebenarnya ada lagi jenis grafik lainnya seperti bar chart, dot chart, line chart, dan lainnya. Tapi yang paling representatif ya ini.. si candlestick ini.

Gambar diatas adalah grafik untuk nilai tukar GBP/USD. Jika Anda melihat garis biru putus-putus dibagian atas itu adalah harga terakhir dari nilai GBP/USD yaitu sebesar 1,8238. Artinya satu GBP harganya USD 1,8238 (ingat cara membaca quote yang pernah saya terangkan di modul sebelumnya!). Lihat juga tulisan kecil di bagian kiri atas yang tertulis “1 hour”. Itu artinya satu candle (satu batang, gitu lho maksudnya….) mewakili pergerakan harga untuk satu jam.

Interpretasi candlestick didasarkan “pattern” yang ada. Candle yang berwarna hijau artinya harga bergerak naik atau closing price lebih tinggi nilainya dibanding opening price. Sebaliknya, candle berwarna merah artinya harga bergerak turun atau clsoing price lebih rendah nilainya dibanding opening price. Lalu apa garis vertikal diatas dan dibawah dari candle itu? Itu adalah highest price dan lowest price selama periode yang diberikan. Dalam contoh diatas adalah harga terendah dan tertinggi untuk setiap jamnya karena periode yang digunakan adalah per-jam.

Jika memakai istilah Bullish dan Bearish maka yang berwarna hijau adalah Bullish pattern dan yang berwarna merah adalah Bearish pattern. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:


Jangan heran bila Anda menemui warna yang berbeda untuk kedua harga diatas misalnya biru dengan merah. Tidak masalah, bergantung masing-masing chart provider dalam memberikan warna.

Perhatikan gambar dibawah ini:


Ini adalah candlestick untuk EUR/USD dengan periode daily/harian. Begini cara membacanya: Pada tanggal 20 terjadi penurunan harga dibandingkan hari pembukaannya yaitu dari 1.2210 ke 1.2131 (candle merah persis diatas tulisan oranye yang saya buat). Itu berarti ada perubahan harga sebesar 79 point pada tanggal 20 tersebut. Pada hari berikutnya yaitu tanggal 21 terjadi kenaikan harga yaitu dari 1.2131 menuju ke 1.2186 (candle berwarna hijau tepat dibawah tulisan ungu yang saya buat). Nah begitu seterusnya.

O ya, sekarang muncul pertanyaan, apakah opening price itu harus sama nilainya dengan closing price pada hari sebelumnya? Tidak! Tidak harus, dan kenyataannya sering terjadi bahwa opening price berbeda dengan closing price pada hari sebelumnya. Ini seringkali terjadi bila melewati hari libur (Sabtu dan Minggu) ada jika ada kejadian khusus. Ketidak samaan ini biasa disebut “gap.” Gap ini ada gunanya dalam memprediksi harga dan ada jenisnya pula. Nanti saya jelaskan kegunaan gap. Tapi untuk sementara pengertian kita sampai disini saja dulu.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah:


Gap pada candlestick

Pelajari lebih detail lagi tentang formasi candle stick karena biasanya formasi itu sangat penting untuk melakukan entry dan exit point. Download Formasi Candle Stick di Sini

Labels:

Written at 2/07/2008 07:48:00 pm
Relative Strength Index (RSI)

Pada tahun 1978, J. Welles Wilder; yang banyak merumuskan banyak indikator teknikal matematis, membuat indikator RSI dengan bukunya "New Concepts in Technical Trading Systems". Nilai dari RSI berada pada kisaran 0-100 (itulah sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = berkisar). Indikator RSI mengindikasikan apakah harga pasar sudah overbought atau oversold. Kekuatan pasar diukur dengan menggunakan rumus berikut:

dimana: RS = Rata-rata dari x hari saat harga tutup pasar naik (UP) atau rata-rata dari x hari saat harga tutup pasar turun (DOWN). Biasanya digunakan periode (x) 14 pada chart harian atau mingguan untuk menghitung RSI. Untuk menentukan rata-rata nilai UP, kita menjumlahkan point total dari setiap hari yang tutup naik dan dibagi dengan 14. Untuk menentukan rata-rata nilai DOWN, kita menjumlahkan point total dari setiap hari yang tutup turun dan dibagi dengan 14.

Sebagian besar teknikal analisis mendefinisikan sebuah pasar telah mengalami overbought saat RSI tutup di atas 70 dan oversold saat RSI tutup di bawah 30. Penggunaan RSI sendiri bisa dikombinasikan dengan indikator Trend-Following sebagai sinyal masuk dan keluar posisi di pasar. Lihat garis RSI di bawah;



Aplikasi RSI

RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini:
  • Overbought/Oversold menurut RSI
  • Divergence positif/negatif
  • Momentum pergerakan harga
Akan saya jelaskan satu persatu cara mengetahui ketiga hal diatas menurut RSI.

Overbought / Oversold menurut RSI
Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana. Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis 30. Lalu apakah selalu 30-70 ? Tidak. Beberapa buku merekomendasikan 20-80 dan berbeda-beda untuk tiap pair yang kita tradingkan. Bisa saja untuk mata uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold berada pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu dilakukan trial and error. Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI akan semakin akurat digunakan pada kondisi pasar yang efisien dan stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang paling stabil dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini walaupun tidak mutlak.

Perhatikan chart berikut ini:


Divergence Positif / Negatif menurut RSI
Sama seperti MACD, RSI juga dapat digunakan untuk menentukan divergence positif maupun negatif (bagi saudara yang lupa apa itu artinya divergence dapat kembali membaca mengenai indikator MACD). Cara membaca divergence pada RSI pun tidak bebeda dengan cara membaca divergence pada MACD.

Jika indikator RSI bergerak naik sementara harga sedang menurun, hampir dapat dipastikan bahwa harga akan bergerak mengikuti pergerakan indikator RSI yaitu kembali naik. Demikian juga sebaliknya bila RSI sedang menurun dan harga sedang naik, maka beberapa saat kemudian harga akan bergerak turun mengikuti arah pergerakan RSI. Perhatikan gambar dibawah ini :


The Centerline Crossover (Momentum)
Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan untukhal yang sama. Bedanya jika pada MACD crossover terjadi pada garis nol maka pada RSI pada garis 50.

Cara membaca kekuatan momentum suatu harga sama seperti pada MACD yakni bila garis RSI menembus centerline (garis 50) dari bawah maka sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar nilai RSI yang terjadi. Demikian juga berlaku sebaliknya. Mari kita perjelas dengan satu gambar:


False Signal pada RSI
Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca bagian ini terlebih dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat memerhatikan gambar-gambar yang saya sajikan diatas pasti beberapa di antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan dimana apa yang dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?

Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika kita telusuri dari rumus RSI mula-mula dapat kita ketahui bawha pada dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif. Sebuah indikator yang sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk Buy/Sell menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan semakin banyaknya anjuran yang ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi anjuran yang menyesatkan yang membawa kerugian besar.

Oleh banyak chartist, RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh indikator lain.

Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI atau setidaknya mengurangi kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada. Cara yang paling sederhana adalah mencari periode yang terbaik pada RSI yang hendak kita gunakan. Ini kembali pada proses trial and error.

Mari kita kembali lihat gambar:


Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing. Saya sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10 atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.

Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI dengan memangkas bagian-bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan memberikan penghalus pada RSI menggunakan SMA.


Pada gambar diatas saya menggunakan SMA 5 periode untuk menghaluskan RSI yang terlalu keriting. Perhatikan pada area yang saya beri tanda dengan lingkaran hijau. Terlihat bahwa nampaknya seolah-olah RSI akan menembus centerline yang artinya akan terjadi penguatan harga dalam tempo lumayan panjang. Tetapi ternyata itu hanyalah false signal, terbukti harga bergerak turun dan tidak terjadi kenaikan sama sekali. False signal ini dapat kita ketahui lebih dini ketika memberikan SMA pada RSI. SMA menunjukkan tidak menembus centerline yang artinya tidak akan terjadi penguatan harga sama sekali. Demikian caranya. Perlu diketahui, kondisi overbought/ oversold pada area 30-70 pun seringkali memberikan false signal dan dapat kita atasi dengan cara yang sama seperti cara diatas.

Labels:

Written at 2/07/2008 06:54:00 pm